Senin, 25 April 2016

Melihat Peluang dari Sejarah

Makam si Tuan Tapa di kota Tapak Tuan, Aceh Selatan

Mengeluarkan keluh kesah serta pertanyaan-pertanyaan kedalam bentuk tulisan mungkin akan membantuku untuk lebih produktif dan siapa tau bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan atau memiliki pemikiran yang sama.

Seperti biasa, sebuah tulisan di kalimat atau paragraf pertama mungkin akan berita singkat atau topik pilihan. Lain halnya dengan tulisanku disini, aku lebih senang menuangkan alasan aku menulis. karena apapun itu, alasan/latar bel;akang adalah hal yang paling mendasar bagi kita untuk melakukan sesuatu. Istilah lebih kerennya adalah motif.

Nah, topik yang ingin aku bahas yaitu melihat kondisi para kalangan muda ataupun banyak orang yang sedikit sekali senang belajar sejarah. Tak bisa dipungkiri saya dulu pun begitu, ketika duduk dibangku sekolah, belajar tentang sejarah merupakan hal yang membosankan. Apalagi jika disuruh menghapal tahun, pemimpin ataupun nama daerah.

Saya tak mengerti, apakah mereka para guru ingin membuat kami hafal tentang semua itu?? Lantas, bagaimana dengan hafalan yang lain yang mungkin saja sifatnya tak kalah penting dengan belajar sejarah. Seperti agama, kehidupan sosial, ilmu pengetahuan alam dan lain sebagainya.

Pertanyaan ini, sering muncul ketika saya telah tumbuh dewasa dan mulai suka berjalan kesana kemari menelusuri tempat-tempat yang saya anggap menarik. Ya, hobi jalan-jalan terus membawaku untuk menelusuri kembali seluk beluk sebuah lokasi ataupun hal yang menarik dari objek tersebut.

Mulai tertariknya saya terhadap sejarah bisa dibilang dari hobi tersebut, namun bukan hanya sebatas hal hobi atau keterkaitannya dengan berwisata. Fenomena tentang sejarah, ataupun kata-kata yang sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu “Bangsa yang besar adalah bangsa yang kenal akan sejarahnya”sebenarnya meupakan pernyataan yang keluar begitu saja.

Coba perhatikan negara maju seperti amerika, prancis, ataupun china. Perpustakaan ataupun museum selalu ramai dikunjungi wisatawan. Hal ini sangat berbeda sekali dengan wilayah kita. Museum, perpustakaan seakan-akan berisikan orang-orang yang sangat membosankan ataupun para orang aneh yang cupu. Tidak gaul dalam bahasa kekiniannya. Yang asyik itu adalah orang yang sering update di tempat tongkrongan menarik, banyak fans dari kepopularitasannya ataupun hal yang lain.

Saya disini bukan seorang ilmuan ataupun filsafat yang mampu memecahkan semua pertanyaan sampai sedalam itu. Namun, saya hanya ingin melemparkan semua pertanyaan dalam kepala, semoga saja ada yang mampu menjawab ataupun terjadi bahan diskusi antara mereka para pemikir diluaran sana.

Satu hal yang pasti, banyak orang yang lebih percaya diri ketika latar belakang keluarganya memiliki pengaruh atau disegani banyak orang. Banyak orang yang membuka balai pengobatan tradisonal dan sukses dalam dunia kesehatan serta banyak membantu orang lain. Banyak orang sukses yang membuka usaha rumah makan ataupun cafe dengan resep keluarga yang diwariskan secara turun temurun. Serta banyak hal usaha lainnya.


Saya disini bercerita sebagai seorang tamatan mahasiswa program diploma ekonomi dan sekaligus sebagai seorang pemuda yang belajar berwirausaha. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha ataupun untuk mensejahterakan dan bermanfaat bagi banyak orang. Apapun itu, semoga pemikiran ini mampu ditangkap bagi mereka yang fresh graduate ataupun mereka yang menggunakan waktunya untuk berfikir. Semoga bermanfaat dan selamat berfikir...  


Tidak ada komentar :

Posting Komentar