Senin, 02 September 2013

Nasionalisme

Pagi buta, aku telah dihibur dan dibangkitkan jiwa dan raga dengan lagu-lagu nasionalisme. 

Sebuah film yang menceritakan seorang anak yang tinggal diperbatasan dan mengalami kediskriminasian, namun rasa nasionalismenya tetap berkobar. "Tanah Surga, Katanya..."

Entah mengapa, setiap aku mendengar lagu "Indonesia Tanah Pusaka" ciptaan Ismail Marzuki tubuh ini terus bergetar, air mata pun tak kuasa mulai menetes di wajah, ditambah dengan suasana pagi hari yang masih begitu sepi dan murni.
Aku senang, disaat Bangsa Indonesia sering dirudung oleh berbagai permasalahan, para pemimpin bangsa yang menjual harga diri bangsa, kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan kalangan tertentu, dan sang mentri pemuda dan olahraga yang tak hafal lagu kebangsaan "Indonesia Raya" (http://www.youtube.com/watch?v=fjWBTzhY-J0), aku disini terus dibangkitkan oleh rasa nasionalisme itu.
Yah, mungkin banyak yang menilai miring "kelompok ku". yang hobinya cuma suka naik gunung, pergi kehutan, menyusuri lorong - lorong sempit, mengarungi riak - riak sungai yang deras, memanjati tebing - tebing yang curam dan terjal, namun tak dapat dipungkiri hal itulah yang terus dan terus menumbuhkan rasa kecintaan dan bangga terhadap tanah air ini.
Kami bukan hanya bermain, ataupun merusaknya. kami belajar mengenal akan apa yang ada di tanah airku, tanah air kita, Bangsa Indonesia. Omong kosong kita berbuat untuk sesama, atas nama rakyat, mengangkat kemiskinan masyarakat yang tertinggal, namun kita tak pernah tau bagaimana rasanya hidup jadi mereka. Tinggal dipedalaman, membaur dengan mereka dan mengerti apa sebenarnya yang mereka butuhkan dan diharapkan.

Peringatan 17an di G. Sibayak oleh Kelompok Pencinta Alam Sumatera Utara

Coba lihat, berapa banyak pemuda yang kenal akan budayanya, minimal asal usul sukunya. Kita lebih senang melihat budaya orang luar yang sedang tren di layar televisi kita. Banyak dari kita menganggap budaya kita katrok, jadul, atau gak asyik. contoh sederhana adalah musik dangdut dengan music K-Pop. sangat jauh berbeda sekali.
Sadar atau tidak, itulah kerugian besar yang kita alami saat ini. Mengapa kita tidak mempopulerkan budaya - budaya kita. Toh orang diluar sana saja tertarik untuk mempelajari budaya kita. Lantas mengapa kita tidak. 
Kita sebagai generasi bangsa, sudah selayaknya mengenal, dan mengetahui budaya asli kita. Tumbuhkan rasa nasionalisme kita. Mungkin saat ini, kita masih tergerus oleh sistem, para pemimpin yang berkamuflase dengan semangat nasionalis. namun aku, kami, dan kawan - kawan pasti yakin dipelosok sana banyak sosok - sosok yang rasa nasionalismenya lebih kuat dibandingkan pemimpin kita saat ini. Ia terus berjuang dan rela berkorban demi bangsa walaupun diskriminasi yang terus ia terima. 

Ia yakin, bahwa akan ada perubahan yang lebih baik untuk merubah nasib bangsa kita, Bangsa Indonesia yang kaya raya ini. Terus lanjutkan perjuangan kita kawan - kawan. Aku, kami, Kalian, Kita semua...
Jayalah Indonesia.... 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar